Monday 20 April 2020

Jangan Mudik Dulu

Tulisan ini saya tujukan untuk semua saudara-saudara yang sampai saat ini masih ada di perantauan, khususnya saudara-saudara yang berasal dari Kabupaten Wonosobo. Teruntuk Anda semua, tolong jangan mudik dulu. Tahan dulu rasa rindu Anda.

Walaupun dari Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah tidak mengeluarkan larangan untuk mudik dan ini hanya bersifat himbauan, tolong turuti saja karena semua itu demi memotong rantai penyebaran virus Covid-19, demi keselamatan kita bersama, demi keselamatan keluarga di kampung dan tentu saja demi kesehatan finansial keluarga di kampung sebab yang dari kampung bisa menyelamatkan kita di perantauan.

Mengapa saya menyebut kota Wonosobo? Karena saya sendiri berasal dari kota kecil itu dan saya anggap kehidupan masyarakat Wonosobo bisa secara umum mewakili kehidupan masyarakat di kota-kota kecil lainnya. 

Ada beberapa alasan mengapa sebaiknya kita tidak mudik.

Pertama
Tak terbantahkan bahwa Jakarta mempunyai segala fasilitas yang jauh lebih maju dibandingkan dengan yang ada di daerah-daerah lain atau kota-kota yang lain, dalam hal ini fasilitas kesehatan maupun alat kesehatannya. Namun di saat pandemik virus Corona ini, kita bisa melihat bagaimana pontang-pantingnya tenaga medis yang ada di Jakarta, termasuk dengan ketersediaan alat-alat medis, diantaranya Alat Perlindungan Diri untuk semua tenaga medis yang ada. Bahkan ada beberapa bangunan yang dialihfungsikan sebagai Rumah Sakit darurat untuk menampung pasien-pasien Covid-19.
Coba bayangkan apa yang terjadi jika terjadi lonjakan pasien Corona di kota kecil seperti Wonosobo dengan segala keterbatasannya? Rumah sakit yang tidak sebanyak kota-kota besar seperti Jakarta, belum lagi jumlah ketersediaan tenaga medis dan alat-alat medis yang ada. Bisa Anda bayangkan betapa susah dan repotnya para tenaga medis dan Pemerintah Kabupatennya? Ini kita baru membahas tentang tenaga medis dan Pemkabnya yang pastinya bakalan kerepotan, belum lagi dengan kehidupan warga masyarakatnya.

Kedua
Sekarang mari kita bahas tentang warganya termasuk dengan segala tata kehidupan di dalamnya.
Andai saja virus Covid-19 ini sudah menyebar sampai ke pedesaan, dampaknya juga akan mengerikan. Kita anggap kebanyakan masyarakat di desa itu hidup mengandalkan penghasilan dari segi pertanian dan peternakan.
Ketika para petani dan peternak harus dikarantina, bagaimana dengan lahan pertanian dan hewan-hewan ternak mereka? Siapa yang akan mengolah lahan, menyirami sayur-sayuran dan memberi pupuk? Pastinya tanaman-tanaman itu akan mati lalu gagal panen.
Termasuk dengan hewan-hewan ternak yang juga akan mati karena tidak ada yang mengurusnya.
Para masyarakat di desa bakalan merugi secara fisik dan ekonomi.

Mengapa di atas tadi saya menulis tentang menjaga kesehatan finansial masyarakat di desa? Karena mereka bisa menopang kehidupan masyarakat di kota.
Para petani dan peternak harus tetap sehat agar ketahanan pangan kita tetap terjaga. 
Penting bagi kita supaya mereka tetap bisa berproduksi lalu panen sehingga mereka tetap mempunyai penghasilan. Dengan begitu, mereka bisa membantu saudara atau keluarganya yang ada di perantauan.
Biarlah kita di perantauan ini sekarat secara ekonomi dengan harapan keluarga di kampung bisa membantu kita. Tentu saja dengan syarat mereka tetap sehat.

Tentu saja kita tidak ingin pulang kampung dengan membawa oleh-oleh penyakit yang belum ada obatnya ini kan?

Tahan rindu kita, kita semua sama, sama-sama merindukan rumah. Sama-sama berkeinginan menikmati hari raya berkumpul bersama keluarga di kampung, bersilaturahmi kesana-kemari. Kita sama!
Namun, demi kesehatan dan keselamatan mereka, mari kita tahan rasa rindu ini. Percayalah, kelak akan ada saatnya kita bisa bebas pulang kampung.
Berdoalah kepada Tuhan, siapapun dan apapun itu Tuhan kita, supaya wabah ini cepat berakhir.

Let's fight together!!

Sunday 19 April 2020

Tetap Bersyukur

Dampak ekonomi karena pandemik virus Corona ini benar-benar dirasakan oleh semua orang, termasuk saya sendiri.
Sebagai seorang yang bergerak di bidang perdagangan, saya benar-benar merasakan bagaimana sulitnya, pendapatan yang seret sedangkan tetap harus ada pengeluaran. Inilah saatnya untuk benar-benar mengasah otak menyiasati hal ini.

Saya akui bahwa awalnya ada sedikit rasa mengeluh, namun saya mencoba untuk mengikis rasa itu supaya tidak membesar. Apa ya mau terus-terusan mengeluh?

Ketika saya melihat kehidupan di luar sana, muncul rasa malu saya mengapa saya harus mengeluh? Bagaimanapun juga saya harus tetap bersyukur, karena di luar sana masih banyak orang yang keadaannya jauh lebih susah dibandingkan saya.

Okelah penjualan saya sangat seret, untuk bisa mendapatkan uang 50 ribu untuk sekarang ini bisa dibilanh agak susah. Namun di luar sana, banyak orang yang untuk mendapatkan nasi sepiring pun kesusahan. Astaghfirullah.

Alhamdulillah saya masih diberi kekuatan dari Allah berupa tenaga dan waktu sehingga saya bisa membantu para relawan mendistribusikan bantuan-bantuan dari para donatur. Setidaknya saya masih diberi kemampuan untuk membantu sesama manusia dan para tenaga medis di Rumah Sakit.

Alhamdulillah juga ada beberapa teman yang saya hutangi uangnya memberikan keringanan waktu dalam pengembaliannya. Padahal saya tahu bahwa sebenarnya mereka juga sedang dalam kondisi yang tidak jauh berbeda dengan saya secara finansial, namun karena sisi kemanusiaanlah yang membuat mereka berbuat seperti ini. Terima kasih kawan.
Urusan hutang tersebut sejujurnya membuat saya agak khawatir karena di dalam Islam dikatakan bahwa hutang itu akan dibawa mati. 
"Barang siapa yang mati dalam keadaan masih memiliki hutang satu dinar atau satu dirham, maka hutang tersebut akan dilunasi dengan kebaikannya (di hari Kiamat nanti) karena di sana (di akhirat) tidak ada lagi dinar dan dirham." (HR. Ibnu Majah no 2414).
Jujur saja tidak ikhlas saya kalau harus dibayar dengan kebaikan kelak karena amal kebaikan saya jelas-jelas masih kurang.
Hal tersebutlah yang membuat saya bertindak serupa, saya juga tidak akan menagih kepada orang-orang yang telah meminjam uang saya. Saya juga paham kondisi mereka dan juga ada sedikit ada rasa sungkan untuk menagih di saat seperti ini.

Okelah, untuk saat ini kondisi finansial saya porak-poranda, tapi saya harus tetap bersyukur atas segala nikmat Allah yang telah saya terima, termasuk nikmat sehat ini. Dan ini yang akan saya jaga supaya kelak saya bisa memperbaiki segala kerusakan dalam finansial saya ini.
Alhamdulillah.

Jangan lupa untuk selalu bersyukur kawan-kawan semua, apapun keadaan kita.

Wednesday 15 April 2020

Tetaplah Berbuat Baik.

Ada kalanya kebaikanmu akan disepelekan, tidak dihargai bahkan diabaikan oleh orang lain. Atau yang lebih parah lagi adalah kamu mendapatkan balasan yang buruk dari kebaikanmu. Namun jangan fokus pada apa balasan dari kebaikanmu, kamu harus tetap menjadi orang yang baik tak peduli mereka menganggapmu baik atau tidak.

Karena akan ada masanya semua kebaikanmu akan terbalaskan. Sekecil apa pun kebaikan yang kamu lakukan pasti akan dibalas dengan kebaikan juga.

Percayalah bahwa semua kebaikan yang kamu lakukan tidak akan pernah sia-sia. Semua kebaikan akan selalu tertulis, kebaikan sekecil apapun itu selamanya akan tetap menjadi kebaikan walau terkadang kebaikanmu diabaikan.

Abaikan mereka yang mengabaikanmu walau terkadang kau merasa kecewa terhadapnya.

Mau sebaik apa pun kamu, akan selalu ada orang yang tidak akan menyukaimu bahkan akan selalu ada orang yang tidak menghargai kebaikanmu.

Begitulah manusia, selalu ada saja yang salah dimatanya bahkan dengan kebaikan hati yang kamu lakukan saja masih terlihat salah dimata manusia.

Sudahlah hempaskan mereka yang mengabaikan kebaikanmu. Lupakan semua itu. Anggap saja kamu tidak mau terlibat bahkan tidak ada urusan dengan mereka yang selalu menganggapmu salah di matanya.

Yang harus tetap kamu lakukan adalah menjadi orang yang baik dan tetaplah berbuat baik meski ada sebagian orang yang hanya menyepelehkan kebaikanmu.

Kebaikan yang kamu lakukan selama jangan dihitung kebaikan agar tidak menginginkan balasan. Karena ketika kau menghitung kebaikan yang kamu lakukan kepada orang lain lalu orang tersebut tidak menghargaimu kamu akan merasa kecewa dan sakit hati.

Maka jangan pernah menghitung kebaikan yang kamu lakukan. Cukup menjadi orang yang baik dan jangan hiraukan mereka dan percayalah bahwa kelak akan ada masanya semua kebaikanmu terbalaskan.

Sudahlah tak perlu menghitung kebaikan apa saja yang pernah kamu lakukan terhadap orang lain. Biar Tuhan yang membalas semua kebaikanmu karena semua kebaikanmu akan selamanya menjadi kebaikan dan semua kebaikan itulah yang akan mendatangkan kebaikan padamu kelak.

Sejujurnya bagi saya lebih mudah untuk menuliskan atau menjabarkan ini, namun dalam pelaksanaannya tidak semudah itu.

Harapan saya, semoga kita semua tetap bisa berbuat baik kepada siapa saja, kapan saja dan dimana saja.



Looped Slider

Total Pageviews

Find Us On Facebook

Random Posts

Social Share

Flickr

Sponsor

Recent comments

About This Blog

Footer

Contact With Us

Name

Email *

Message *

Recent Comments

Popular Posts