Thursday 10 September 2015

Street Photography

Street Photography atau Forografer Jalanan adalah salah satu aliran dalam fotografi. Fotografi jalanan umumnya memuat objek yang diambil di ruang terbuka publik dalam kondisi candid atau tanpa pengarahan. Belum ada kesepakatan mengenai padanan yang baku untuk street photography dalam bahasa Indonesia, namun istilah fotografi jalanan sering dipakai dalam beberapa kesempatan. Foto-foto dalam street photography dapat mengambil lokasi dari berbagai ruang publik seperti jalan, pasar, mal, terminal, stasiun kereta api, dan sebagainya.
Secara umum fotografi jalanan (street photography) adalah kegiatan pemotretan yang berfokus pada kehidupan manusia di jalanan atau ruang terbuka atau ruang publik, sehingga hasilnya adalah cerminan dari masyarakat.

Tak ada yang direkayasa atau disiapkan sebelumnya. Fotografer merekam kenyataan seperti apa adanya pada suatu saat, jadi bersifat spontan dan berdasarkan insting fotografer.

Foto menggambarkan kondisi apa adanya dengan meminimalkan manipulasi objek. Dalam perkembangannya, fotografi jalanan banyak memasukkan unsur-unsur seperti surealisme, humor, dan kejutan dalam komposisinya. Untuk mendapatkan unsur-unsur tersebut dalam suatu foto, perlu dicari saat yang paling tepat dengan posisi objek yang unik.

Ada beberapa kriteria Street Photography, yaitu :
  1. Foto di ruang publik (tempat umum)
  2. Kejadian/keadaan berupa spontanitas, tidak dibuat-buat. Tetapi bisa juga sebuah keadaan yang diharapkan atau moment-moment yang kebetulan yang disebut desicive moment .
  3. Tema yang dibahas merupakan kehidupan sehari-hari yang terjadi di ruang publik. 
  4. Membuat rangkaian cerita dari aktifitas sehari-hari atau membuat suatu foto dengan memanfaatkan kehidupan sehari-hari.
  5. Orang/manusia yang dipotret tidak ditampilkan secara individu tetapi ditampilkan secara anonim sebagai sebuah tokoh dari situasi jalanan tersebut.

Aliran fotografi ini berawal dari Eropa, saat Eugene Atget mulai mengabadikan suasana jalanan kota Paris sekitar tahun 1890-an hingga 1920-an. Foto-foto Atget banyak mengambil objek arsitektural, dan hanya sedikit sekali mengambil manusia sebagai subjek foto. Hal ini berbeda sekali dengan fotografi jalanan kontemporer yang dikenal sekarang, yang hampir selalu menyertakan manusia sebagai subjek fotonya. Henri Cartier-Bresson mulai memasukkan unsur manusia dan komposisi surealismenya dalam foto-fotonya yang diambil sejak awal tahun 1940-an, hingga akhirnya aliran inilah yang makin berkembang hingga bentuk fotografi jalanan yang populer hingga sekarang.
Di Indonesia, aliran fotografi ini masih tergolong muda dibandingkan aliran lainnya. Fotografi jalanan baru mulai berkembang di Indonesia pada sekitar tahun 1990-an, dan makin populer pada dekade pertama tahun 2000-an seiring berkembangnya teknologi fotografi digital.

 Ada sejumlah saran untuk menjadi Street Photographer atau Fotografer Jalanan yang baik. Berikut ini beberapa di antaranya,
  • Mata. Punya mata yang jeli melihat objek dan momen yang menarik. Ini bisa dicapai dengan banyak latihan memotret.
  • Kamera. Sebaiknya kamera yang kecil, ringan, mudah dibawa, dan cepat dioperasikan. Kita tidak inginkan kehilangan sebuah moment yang unik atau istimewa hanya karena kita sibuk melakukan setting di kamera?
  • Hak memotret. Sudah banyak cerita dari para fotografer tentang pengalaman mereka menghadapi polisi atau orang yang punya otoritas keamanan di sebuah lokasi, tapi tak mengerti soal hukum, memaksa fotografer menghapus foto atau merampas kameranya. Bahkan, kadang mereka bersikap kasar hingga memukulnya. Ingat, tidak semua tempat itu bebas untuk memotret, alangkah baiknya kita bertanya atau meminta izin terlebih dahulu sebelum memotret.
  • Gunakan akal sehat. Kalau Anda tak tahu aturan di daerah tersebut, pertimbangkanlah untuk minta izin saja.
  • Pemotretan yang aman. Kalau Anda masih ragu aman tidaknya memotret, maka pertimbangkan ini: memotret di sebuah acara yang terbuka untuk umum, tempat yang dipenuhi orang dan fotografer, tidak memotret wajah orang, memotret orang dari belakang/punggung, dan memotret dari jarak jauh (dengan lensa tele).
  • Foto hitam-putih adalah jenis yang populer, tapi beberapa fotografer juga dapat menghasilkan foto berwarna yang menarik. Anda bisa pilih mana saja, tapi ada baiknya mencoba keduanya. Kembali ke selera Anda.
  • Mode otomatis. Jangan ragu ataupun malu menggunakan mode otomatis pada kamera Anda. Itu mempermudah dan mempercepat pemotretan. Bukan pengaturan kamera yang membuat Anda jadi fotografer yang baik, tapi hasil foto Anda. 
  • Kamera digital. Sekarang sudah banyak tersedia kamera digital dalam beragam jenis dan harga. Salah satu kelebihan kamera ini adalah Anda dapat langsung melihat hasil dari pemotretan, sehingga bisa langsung mencoba memotret lagi.
  • Tampil beda. Sudut pandang pemotretan penting agar foto Anda tidak membosankan. Cobalah berbagai perspektif lain dalam memotret. Anda bisa memotret dari sudut tinggi seperti burung atau rendah seperti katak. Jangan selalu terpaku dengan hasil foto orang lain, walaupun itu forografer favorit Anda.
  • Posisi cahaya. Perhatikan arah datangnya cahaya. Tips umumnya adalah jika Anda ingin memotret wajah (foto potret), cahaya berada di belakang Anda. Jika Anda ingin memotret bentuk (siluet), cahaya berada di depan Anda.
  • Foto seri. Anda perlu mendapat foto pada momen yang tepat, tapi kadang kita tak tahu mana yang momen yang tepat itu. Cobalah membuat foto seri atau memotret secara beruntun dan memilihnya nanti. Hal ini tidak sulit sekarang karena sudah ada kamera digital: Anda tinggal pilih foto terbaik di komputer dan menghapus yang tak perlu.
  • Lupakan Editing. Banyak fotografer yang mengandalkan editing dengan program Photoshop atau program penyunting gambar lain untuk menyunting fotonya. Fotografi jalanan tidak bertumpu pada pemrosesan ini, yang berbeda dari foto fashion misalnya. Bahkan, beberapa fotografer jalanan melarang penyuntingan atas hasil fotonya.
  • Perhatikan keadaan sekitar. Hal-hal yang sering kita lewati atau kita lakukan berulang-ulang akan menjadi menarik kita kita mencoba melihatnya dari berbagai sudut pandang yang berbeda.
  • Interaksi sosial dengan lingkungan sekitar dan perhatikan privacy orang. Ingat, beda tempat terkadang beda juga aturannya.
  • Bersabarlah menunggu moment. Moment yang unik dan istimewa terkadang tidak datang begitu saja. Disitulah kesabaran kita akan diuji untuk menunggunya. Street photography berbeda dengan aliran fotografi yang lainnya karena tidak bisa direncanakan sesuai keinginan kita. Hal itu dikarenakan obyeknya adalah orang-orang yang ada di jalanan yang tidak kita kenal, tentunya sulit bagi kita untuk bisa memerintah mereka untuk berpose. Jika kita ingin mendapatkan cerita yang diinginkan maka kita harus menunggu, dan kesabaran tentu menjadi sangat penting. Menunggu dan sabar.
  • Teruslah berjalan. Selain menunggu ada cara lain yaitu dengan terus berjalan keseluruh sudut wilayah tempat hunting. Simpel kan ? Duduk saja diam yang mungkin membosankan atau berjalan yang tentu melelahkan. Terserah pilihan Anda.
  • Perhatikanlah elemen jalanan di sekitar kita, misalnya papan iklan, jembatan penyeberangan, bayangan orang, genangan air, arsitektur bangunan dan lain-lain.
  • Jangan takut untuk bereksperimen.
  • Komposisi. Sebuah komposisi foto yang bagus akan menambah kekuatan foto itu. 
  • Berpakaian yang sesuai. Menjadi seorang street photographer berarti membaur dengan keramaian. Jika Anda keluar rumah dengan baju yang mencolok, jangan harap orang tidak akan memperhatikan Anda saat memotret. 
  • Matikan flash dan atur setting kamera sebelum keluar rumah. Tidak ada yang lebih menarik perhatian daripada flash yang menyilaukan, bahkan di siang hari.

Beberapa hal yang harus kita hindari di saat menjadi seorang Street Photographer adalah :
  • Jangan gunakan kamera yang berisik atau yang efek suaranya tidak bisa dimatikan. Sebaiknya Anda tidak menarik perhatian saat memotret.
  • Jangan tampil seperti seorang fotografer. Idealnya, Anda akan tampil seperti pejalan kaki pada umumnya.
  • Jangan mengikuti orang atau bertingkah seperti orang aneh. Meskipun Anda lihai dalam hal ini, tapi tidak ada orang yang suka diikuti. Bahkan tidak mungkin Anda akan mendapatkan masalah.
  • Jangan terlalu mendekat pada orang kemudian memotret tepat di depan wajahnya. Bukan hanya orang tersebut akan tersinggung, tapi juga foto yang Anda hasilkan akan kehilangan kesan candid yang diperlukan.

 Berikut ini adalah beberapa contoh street photography yang saya buat




Untuk lebih lengkapnya, silakan kunjungi https://bedypicture.wordpress.com/




Referensi :
1. https://id.wikipedia.org/wiki/Fotografi_jalanan
2. http://gaya.tempo.co/read/news/2014/05/25/108580226/apa-itu-fotografi-jalanan
3. http://tipsfotografi.net/belajar-fotografi-memotret-jalanan-atau-street-photography.html
4. http://rumorkamera.com/catatan-kami/catatan-mengenai-fotografi-jalanan-street-fotografi/
5. http://fotonela.com/1248/bagaimana-cara-memulai-street-photography/
 

No comments:

Post a Comment

Looped Slider

Total Pageviews

Find Us On Facebook

Random Posts

Social Share

Flickr

Sponsor

Recent comments

About This Blog

Footer

Contact With Us

Name

Email *

Message *

Recent Comments

Popular Posts