Friday 12 December 2014

Mendaki Gunung Prau

"Wooii..abis Jumatan siap-siap ya? Kita ngumpul di rumah Adi" Ujar Aji sembari lewat di depan rumahku. Sosok Aji yang tinggi besar berlalu begitu saja sembari memainkan asap rokoknya.
Tinggi besar? Ya.. Dengan tinggi badan sekitar 175 cm dan berat badan 110 kg apakah itu masih kurang besar? Tapi dengan berat badan sebesar itu,dia tergolong lincah dan kuat. Seperti seorang aktor kungfu Mandarin bernama Sammo Hung hahahahah....
"Oke..sip!!" Jawabku seenaknya.
Ya,kita memang hendak bepergian bersama. Rekreasi. Rekreasi mendaki sebuah gunung yang ada di Dataran Tinggi Dieng. Dan gunung itu bernama Gunung Prau.

Sehabis shalat Jumat,kulihat semua perlengkapan yang akan kubawa dan sekali lagi kuperiksa baik-baik. Oke..tak ada yang ketinggalan. Pokoknya siap.

Setelah berpamitan dengan seorang wanita yang telah melahirkan dan membesarkanku yang biasa kupanggil dengan sebutan Ibu, kami berjalan menuju rumah Adi yang mungkin hanya dengan 5 x salto saja sudah sampai.
Kami? Ya! Aku mengajak keponakanku yang sudah besar. Rendra namanya. Dia sudah duduk di bangku SMA. Kelas 3,kalau jaman sekarang mungkin menyebutnya kelas 12.
Ini untuk pertama kalinya Rendra naik gunung. Aku mempunyai alasan kenapa mengajak dia. Sebagai anak gunung,masak dia belum pernah naik gunung? Kan aneh..??
Sedangkan aku sudah beberapa kali naik gunung. Walaupun itu jaman dulu, jaman keemasanku ketika masih muda.
Stop!! Aku masih muda!! Belum bisa dikatakan tua!!
Ada beberapa pelajaran yang aku harap bisa didapatkan oleh keponakanku saat naik gunung. Dan juga untuk sedikit mengurangi kesedihannya.
Kesedihan? Ya! Kesedihan!! 

Dia baru saja ditinggalkan oleh salah 1 eyang kakungnya yang notabene itu Ayahku. Aku melihat sendiri bagaimana tangis kesedihannya saat melihat jenazah ayahku dikebumikan. Dan Rendra lah manusia yang dipilih oleh Tuhan untuk menemani Ayahku menjelang beliau dipanggil menghadap-Nya.
Semoga aku bisa mengajarinya beberapa hal walaupun mungkin aku belum sehebat eyang kakungnya.

"Cari bis yang agak kosong aja biar enak," ujar Adi sambil mengamati kendaraan yang lalu-lalang.
Perjalanan ke Dieng memang harus ditempuh menggunakan bis kecil atau kami biasa menyebutnya mikro. Kami duduk di trotoar sembari menunggu mikro yang tidak terlalu penuh penumpangnya.
Apalagi rombongan ini ada 8 orang dengan masing-masing orang membawa tas ransel yang besar.
Akhirnya ada sebuah bis mikro yang bisa dibilang agak kosong berhenti. Bis itulah yang akan membawa kami ke desa Patak Banteng. Di desa itu ada seorang teman Adi yang menunggu dan ingin ikut serta bersama kami.
Sebuah nama desa yang aneh, Patak Banteng. Kalau diartikan ke dalam Bahasa Indonesia artinya Kepala Banteng. Entah mengapa diberi nama itu. Apa dulunya ada banyak kepala Banteng di situ? Atau bentuk area desa itu yang menyerupai kepala Banteng? Ah..Entahlah..

 Roy, itulah namanya. Dia merupakan kawan dari Adi dan Guruh. Ternyata kami semua sudah ditunggu olehnya. Akhirnya kami rehat sejenak di rumah Roy yang berada di pinggir jalan menuju ke arah Dieng. Keramahan khas Wonosobo menyambut kami.
"Kalian santai-santai aja dulu, kita berangkat nanti jam 5. Aku dah menyiapkan semua peralatan. Doom, sleeping bag, matras dan kompor udah siap semua pokoknya. " Ucap Roy sembari tersenyum ramah.
Setelah berpamitan dengan orang tua Roy, kami berangkat menuju gunung Prau.

Kami berjalan berbaris dan melangkahkan kaki dengan santai. Aku memposisikan diri di belakang supaya bisa mengawasi keponakanku dan juga temanku yang bernama Antok.
"Jalannya santai aja ya? Jangan cepet-cepet ya? Aku takut ntar gak kuat " Kalimat itu yang diucapkan Antok sebelum berangkat dan kalimat itu lah yang kuingat sehingga aku memposisikan diri di belakang.
"Oke Tok, santai aja. Kita gak buru-buru kok. Kita bakalan jalan dengan santai dan pelan-pelan" ujarku sembari menepuk pundaknya.

Dan ternyata kami tidak sendirian. Banyak pendaki yang berjalan ke atas gunung bersamaaan dengan kami.

Dan enaknya berada di posisi ekor rombongan adalah aku bisa sembari memotret.

Entah berjalan kaki berapa lama,akhirnya tiba juga di Pos 1 Pendakian Gunung Prau.
Lumayanlah untuk ngelurusin kaki, mengatur nafas, menenggak air mineral yang sudah kami bawa dan melahap sedikit cemilan utk menambah energi. Tampak langit sudah mulai gelap. Untungnya kami sudah membawa lampu senter sehingga tidak perlu khawatir dengan gelapnya jalan yang akan kita lalui.




Jika berjalan dengan cepat,mungkin 1,5 jam sudah bisa sampai ke puncak gunung.
Buat apa cepat-cepat? Toh kita ingin menikmati perjalanan ini.
Ini bukanlah gunung yang tinggi. Dan sangat tepat untuk para pendaki pemula karena medan yang dilalui tidak terlalu berat.

"Menatap jalan setapak,
Bertanya-tanya sampai kapankah berakhir? "
Entah kenapa lirik lagu dari DEWA 19 yang berjudul Mahameru itu terngiang di telingaku. Mungkin karena jalan setapak yang kulalui dalam gelapnya malam ini.
Ahh..sudahlah

Takterasa akhirnya kami menginjakkan kaki di Pos 2.
Mungkin ini jam 8 malam, mungkin juga jam 9 malam. Ah..bodoh amat!! Buat apa memikirkan waktu yang terus berlalu?
Kembali kami beristirahat untuk yang kesekian kalinya. Mengatur nafas yang terengah-engah dan juga mengisirahatkan kaki sejenak.
Lelah? Pegal? Itu pasti dan tidak bisa dihindari!
Beberapa pendaki melewati kami yang masih duduk lesehan di tanah.
"Permisi Mas?" kalimat itu yang sering diucapkan oleh pendaki yang melintas di depan kami. Dan tentu saja kami jawab "Silakan."

Akhirnya kami sampai juga di puncak gunung Prau. Dan ternyata sudah banyak tenda yang dipasang di sana.
Busyet...ini pasar malamnya pindah kesini?
Puncak gunung Prau sudah penuh dengan tenda. Kami kesulitan mencari tempat yang datar untuk memasang tenda.
Masak kita mau tiduran di tempat yang miring dan tidak rata?
Akhirnya kami pun pasrah dengan tempat seadanya. Yang penting itu bisa untuk memasang 3 buah tenda.

Setelah tenda berhasil kami dirikan semua, kami memasukkan barang-barang ke dalam tenda. Dan tentu saja kami mengaturnya supaya kami tetap bisa tidur di dalam tenda. Aji menyalakan kompor kecil yang dibawa dari bawah. Lumayanlah untuk merebus air dan memasak mie instan yang sudah kami bawa. Tak lupa juga kami siapkan kopi untuk melawan dingin.

Suhu udara di puncak gunung Prau ini memang benar-benar dingin. Diperkirakan di bawah 10 derajat celcius. Memakai jaket lapis 2 pun serasa tidak mempan untuk menahan dinginnya suhu di puncak gunung.
Bahkan minyak bumbu yang di dalam mie instan pun sampai membeku karena dinginnya suhu.






"Mereguk nikmat coklat susu.
Menjalin persahabatan dalam hangatnya tenda.
Bersama sahabat mencari damai.
Mengasah pribadi mengukir cinta"

Lagi-lagi lirik lagu Mahameru-nya DEWA 19 muncul di otakku. Sepertinya cocok dengan suasana saat ini. Ini untuk pertama kalinya kami piknik bersama naik ke gunung.

Setelah penantian yang cukup panjang,akhirnya tiba juga saat-saat yang kami tunggu, yaitu SUNRISE. 
Munculnya matahari terbit selalu jadi sebuah pemandangan yang luar biasa bagiku. Benar-benar indah. Sungguh indah ciptaan Tuhan yang satu ini.
Tak hanya kami,ternyata banyak juga para pendaki disini yang menantikan momentum indah itu.
Kamera dan tripot sudah kupersiapkan untuk mengabadikan pemandangan indah itu.
Banyak pendaki yang juga sibuk mengabadikan moment itu. Ada yang memakai ponsel mereka, ada yang memakai kamera poket dan bahkan ada yang memakai kamera seharga puluhan juta rupiah.

Andaikata saja kau ikut bersamaku,kita bisa melihat pemandangan indah ini bersama-sama
Siaaall...kenapa malah wajah wanita itu tiba-tiba nongol di dalam pikiranku??

Bodoh!! Ini bukan saat yang tepat untuk memikirkan dia. Fokus!! Fokus!!

Setelah keadaan sekitar puncak gunung Prau mulai terang, barulah nampak bahwa ternyata puncak gunung ini sudah penuh sesak. Serasa berada di sebuah pasar tradisional hahahahaha...


Subhanallah...
Hanya Engkaulah yang Maha Besar yang mampu membuat semua ini.
Alhamdulillah..
Atas berkah-Mu sehingga aku bisa menikmati keindahan hasil ciptaan-Mu







No comments:

Post a Comment

Looped Slider

Total Pageviews

Find Us On Facebook

Random Posts

Social Share

Flickr

Sponsor

Recent comments

About This Blog

Footer

Contact With Us

Name

Email *

Message *

Recent Comments

Popular Posts