"Muslim macam apa ini?"
Ucap Badrun sedikit berteriak namun lumayan mengagetkanku.
"Kamu tuh kenapa tho Drun? Waras?"
"Alhamdulillah Wasyukurillah, aku masih waras. Aku masih sehat."
"Apa ya gara-gara aku teriak trus dicap gak waras gitu?"
Badrun malah balik bertanya kepadaku.
"Lha iya tho, perasaan tadi kita lagi ngobrol baik-baik, trus kamu ngeliatin hapemu, lalu diam sejenak trus kok tiba-tiba teriak kayak gitu?"
Memang aku dan Badrun sering menghabiskan sore sembari ngobrol ngalor-ngidul, terkadang ngobrolin politik, ngobrolin masalah ekonomi termasuk naiknya harga cabe, ngobrolin bunga desa sebelah, ngobrolin apa aja yang bisa dijadikan bahan obrolan.
"Jadi gini,"
Badrun berhenti sejenak karena sibuk menyalakan rokok yang ada di mulutnya yang kering.
"Aku melihat ada beberapa kaum Muslim yang lucu."
"Lho, lucu gimana tho Drun? Pelawak kah?"
"Ealaaah..bukan itu!"
"Ada teman nih, teman aku sendiri, dia muslim. Aku sering lihat dia Shalat. Trus dia bilang sendiri kalau dia itu sangat mengidolakan Nabi Besar kita Rasulullah SAW bahkan ingin mengikuti segala sunnah Rasul."
"Lha trus dimana lucunya Drun?"
"Hisssh, makanya jangan dipotong dulu omonganku!! Dengerin dulu!"
Aku terdiam sembari mengangguk tanda mengiyakan.
"Nah, selama hidupnya kan Rasulullah penuh dengan kesederhanaan kan? Jauh dari kata kemewahan duniawi, betul kan?"
Aku mengangguk lagi.
"Tapi dia hidupnya senang dengan kemewahan, dan mungkin merasa tersiksa kalau disuruh hidup sederhana."
"Itu temanmu kan Drun? Udah coba kamu ingatkan?"
"Lha ya sudah tho yo. Sesama Muslim kan aku mencoba mengingatkannya. Ee, malah katanya terserah dia, kan semua ini hasil jerih payah dia sendiri, hasil dia banting tulang, hasil dia kerja keras dan dia berhak untuk menikmati semua hasil kerja kerasnya itu."
"Kan lucu tho Kang? Ngakunya pengikut Rasulullah, Rasulullah saja hidupnya sederhana tapi dia malah suka dengan kemewahan dan malu untuk hidup sederhana. Kocak kan Kang? Hahahaha."
Badrun tertawa terpingkal-pingkal sendiri.
"Ada lagi nih Kang yang lucu."
"Ada teman yang selalu mengucap syukur Alhamdulillah saat kerja kerasnya membuahkan hasil, bahkan dia nulis Alhamdulillah juga di berbagai sosmednya sebagai tanda bersyukur. Aku rasa sih itu bagus. Namun apa yang dia lakukan setelah mengucap Hamdallah itu yang bikin lucu."
Badrun terdiam sebentar lalu melanjutkan perkataannya.
"Masak sehabis bersyukur, dia party ma teman-temannya, pesta, lalu minum alkohol? Kan lucu to Kang? Jangan nanya udah kuingetin apa belum karena pasti udah kuingetin."
"Dia malah ngotot melakukan pembenaran atas perbuatannya itu, katanya dia pantas merayakannya karena setelah semua duka, getir, kerja keras yang mungkin mempertaruhkan segalanya bahkan nyawanya akhirnya dia berhasil. Itung-itung syukuran katanya, kan lucu tho yo? Hahahahaha.."
Lagi-lagi Badrun tertawa terbahak-bahak, bahkan gelas kopi yang dipegangnya sampai nyaris terjatuh.
Aku benar-benar tidak menyangka, kawanku Badrun memiliki pemikiran seperti itu, padahal dia hanya lulusan sekolah dasar.
Dia jauh lebih peduli daripada aku.
Dia jauh lebih agamis daripada aku.
Hanya sebuah cerita tentang diri saya sendiri yang sangat jauh dari kesempurnaan hidup
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Looped Slider
Total Pageviews
Find Us On Facebook
Random Posts
Social Share
Sponsor
Recent comments
Linkbar
About This Blog
Footer
Contact With Us
Recent Comments
Popular Posts
-
Street Photography atau Forografer Jalanan adalah salah satu aliran dalam fotografi. Fotografi jalanan umumnya memuat objek yang diambil di...
-
Tablanusu Pantai Tablanusu berada di Kampung Tablanusu, Distrik Depapre,Kabupaten Jayapura, Papua. Walaupun jauh di ujung timur Indon...
-
Lama juga saya tidak membuka dan menulis disini, mungkin karena saya terlalu fokus di dunia nyata dan blog yang saya buka bukan yang ini tap...
-
sayonara my friend Tuhanlah yang mempertemukan, dan Tuhanlah yang memisahkan. Ikhlas tidak ikhlas, rela tidak rela, yang pergi teta...
-
Kita sebagai manusia pada dasarnya adalah makhluk sosial. Dalam kehidupan ini,kita membutuhkan orang lain,kita tidak bisa hidup sendiri dan...
-
Lelaki bertampang kusam itu hanya duduk terdiam di pojokan ruangan, ruangannya yang sempit, layaknya seekor kecoak yang terjepit tak berda...
-
Bagi yang sering atau hobi menonton acara televisi pasti pernah atau sering menonton acara yang berbau petualangan-petualangan seru. Kita bi...
-
Jarum jam dinding sudah menunjukkan di angka 2 tapi mata ini masih susah untuk dipejamkan. Jam 02.00 dan aku masih terjaga. Entah kenapa aku...
-
Hujan rintik-rintik melanda daerah Senayan dan sekitarnya sore itu. Dengan langkah gontai, Badrun berjalan menuju halte busway yang ada di ...
-
Tidaklah seorang Muslim ditimpa keletihan, penyakit, kesusahan, kesedihan, gangguan, kegundah-gulanaan hingga duri yang menusuknya, melainka...
No comments:
Post a Comment