Beliau adalah seorang tokoh intelektual berkebangsaan Indonesia yang mengusung napas Islami. Selain itu, beliau juga dikenal sebagai seniman, budayawan, penyair, dan pemikir yang menularkan gagasannya melalui buku-buku yang ditulisnya.
Berikut adalah tulisan beliau yang saya comot utuh tanpa saya kurangi atau saya tambahi, sebagai bahan renungan untuk saya dan kita semua.
Sahabat saya dari luar kota pada suatu larut malam di Malioboro Yogya menjumpai seorang penjual gudeg yang tampak agak menggigil karena kedinginan.Semoga artikel ini bermanfaat untuk kita semua.
Orang ini berjualan gudeg setiap malam sampai dinihari. Ia membayangkan dalam beberapa tahun paru-parunya akan basah, keseluruhan badannya akan sakit-sakitan, dan akan cepat tua.
Maka jaket yang ia pakai, langsung ia berikan kepada si penjual gudeg.
Yang sahabat saya tak sadari adalah bahwa penjual gudeg ini seorang gadis, perawan, yang wajahnya cukup manis. Maka esoknya tersebar berita dalam komunitas gudeg Yogya bahwa sahabat saya itu naksir si penjual gudeg, sehingga memberinya jaket dalam rangka melakukan pendekatan.
Si perawan ini sendiri beranggapan demikian sehingga ia merasa sahabat saya ini sedang menjanjikan sesuatu yang akan dikembangkannya lebih lanjut. Maka ketika kemudian sahabat saya tidak melakukan apa-apa lebih lanjut, si perawan merasa kecewa, sakit hati, sementara warga komunitas gudeg yang lain menganggap bahwa sahabat saya ini mempermainkan si perawan gudeg.
Mungkin ini contoh dari “budaya dalam rangka” yang sudah memasyarakat. Kalau seseorang memberi, menyumbang, melakukan kebaikan, dipahami sebagai upaya untuk menggapai sesuatu di luar kebaikan itu.
Kebaikan sukar berdiri sendiri dan murni sebagai kebaikan itu sendiri.